按 Enter 到主內容區
:::

回培力新住民資訊網首頁

Partisipasi Publik
:::

‘Terima kasih!’ Karnaval perayaan Hari Migran Internasional digelar di kota Tainan

  • 回上一頁
  • 友善列印
字型大小:
  • 地點:Taiwan
  • 發布日期:
  • 單位:內政部移民署
  • 更新日期:2020/02/04
  • 點閱次數:307

Perayaan Hari Migran tahunan akan segera tiba, Badan Imigrasi Nasional Kementerian Dalam Negeri bekerja sama dengan pemerintah kota Tainan mengadakan berbagai macam kegiatan di Museum Chimei, sebuah landmark terkenal di kota Tainan, untuk merayakan Hari Migran pada tanggal 8 Desember. Perayaan kali ini mengusung tema ‘Taiwan, Kebhinekaan Memanggilnya Rumah’, menarik perhatian ribuan pengunjung, imigran baru dan rekan-rekan pekerja migran juga ikut merayakannya. Menteri Dalam Negeri, Hsu Kuo-yung beserta dengan walikota Tainan Huang Wei-zhe juga hadir untuk turut meramaikan acara, selain memanjatkan doa untuk negara dengan menabuh drum bersama dengan negara-negara sahabat, antara lain Duta Besar Kepulauan Marshall Ms. Neijon Rema Edwards beserta undangan tamu kehormatan dari negara-negara Vietnam, Indonesia, Thailand Filipina, Malaysia, Italy, Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan, juga dilaksanakan acara penganugerahan naturalisasi kewarganegaraan dan pemberian penghargaan bagi imigran baru dan pekerja migran terbaik yang berdedikasi terhadap Taiwan, suasana di lokasi tidak hanya ramai, tetapi juga penuh rasa hangat dan kekeluargaan.

Pembukaan acara tidak dilakukan seperti biasanya, mengundang rekan-rekan imigran baru untuk menikmati pertunjukan pembuka dari ‘Ten Drum’ yang merupakan grup asli Tainan yang membawakan permainan yang sangat mengguncang, para pengunjung memberikan tepuk tangan yang meriah! Selain itu, terdapat berbagai pertunjukan menarik dan beragam yang dibawakan oleh imigran baru, antara lain tari Tanoura dari Mesir, tarian klasik Khmer dari Kamboja, peragaan busana cheongsam dari Tiongkok, tari Saman dari Indonesia, serta lagu-lagu romantis dari Paraguay. Selain itu juga terdapat stan-stan budaya dari berbagai negara mulai dari Bolivia di Amerika Selatan dan kebudayaan Afrika, membuat lokasi acara dipenuhi oleh keunikan dan kekhasan berbagai negara, seakan-akan merupakan pedesaan global kecil. Kegiatan kali ini dipindahkan ke kota tua Tainan yang akan mencapai usia 400 tahun, demi menampilkan keserasian dari nilai-nilai keharmonisan yang ditimbulkan oleh keberagaman budaya di Taiwan, unsur-unsur asli kota Tainan juga diintegrasikan secara khusus, selain mengundang kelompok tari suku aborigin dan tari klasik Timur Tengah, pengunjung akan mendapatkan sebuah kue ‘peng-bing’ (sejenis bakpia) khas Tainan dan dicap ‘xing-fu’ (arti harfiah: bahagia) setelah berhasil menyelesaikan beberapa permainan di beberapa stan di lokasi, dengan harapan para pengunjung yang datang merayakan Hari Migran di Tainan bisa memperoleh berkat, bisa mendapatkan kebahagiaan.

‘Aku cinta Taiwan, aku orang Taiwan asli! Hebat!’ Prosesi naturalisasi kewarganegaraan merupakan hal yang pertama kalinya dilakukan bersamaan dengan perayaan Hari Migran tahun ini, mengundang mantan kepala perwakilan kantor Belgia di Taiwan Mr. Hugues Mignot, seorang analist investasi luar negeri berkebangsaan Amerika yang juga dikenal sebagai Bapak Taiwan Peter Kurz, seorang ahli di bidang kecerdasan buatan (AI) berkebangsaan Australia David Lee, seorang desainer berkebangsaan Inggris Ian Perkins yang mendirikan sebuah platform internasional bagi para pekerja kreatif Taiwan, seorang ahli pembangkit tenaga angin lepas pantai yang sangat cinta Taiwan berkebangsaan Afrika Selatan Prof. Bryan Steven Nelson, serta Sawano Koichi dan Zheng Cheng-jiao yang kini menjadi menantu dalam keluarga Taiwan, mereka merupakan perwakilan yang mengikuti acara prosesi naturalisasi. Sertifikat naturalisasi secara simbolis diserahkan oleh langsung oleh Menteri Hsu Kuo-yung dan walikota Huang Wei-zhe, serta memberikan kenang-kenangan peringatan 100 tahun pembangunan istana kepresidenan, mereka kini benar-benar telah menjadi orang Taiwan asli.

Selain itu, demi berterima kasih kepada para imigran atas kekuatan baru yang datang silih berganti tanpa putus ke Taiwan, penghargaan diberikan kepada sepuluh orang imigran baru dan pekerja migran, di antaranya seorang pekerja migran dari Indonesia, Maya, menerima penghargaan atas kerja kerasnya melindungi pantai Taiwan yang indah melalui kegiatan bersih-bersih pantai yang dilakukan bersama-sama dengan kelompok pekerja migran; penghargaan juga diberikan kepada: seorang pendeta asal Swiss Fr. Hugo Peter yang mendedikasi hidupnya selama 40 tahun di Taiwan, seorang mahasiswa S3 dari Vietnam Ruan Shi Meixiang yang menggalakkan uji kemahiran bahasa Vietnam (IVPT) serta mendorong pertukaran dan komunikasi para talenta berbakat untuk mendukung kebijakan selatan baru, serta seorang imigran baru Vietnam yang sangat berbakti kepada orang tua dan memiliki kisah yang mengharukan Lee Shi Jin-xien, detik-detik kebahagiaan dan kebanggaan tersebut disaksikan oleh para pengunjung, dengan tulus mengungkapkan rasa terima kasih mereka, dengan lantang mengucapkan ‘terima kasih karena Anda ada di sini’.

Hsu Kuo-yung menyampaikan, saat ini telah terdapat lebih dari 550.000 jiwa imigran baru yang datang ke Taiwan karena perkawinan, ditambah dengan generasi kedua, maka jumlahnya mendekati 1.000.000 jiwa. Selain itu, terdapat lebih dari 100.000 orang yang datang dari berbagai negara di dunia, yang bekerja keras di Taiwan, belajar dengan tekun, menyebarkan ajaran agama, maupun melakukan investasi ekonomi, kesemuanya itu memberikan kontribusi yang sangat penting pada setiap lapisan kehidupan, baik itu terhadap pembangunan infrastuktur, perkembangan ekonomi, perawatan orang-orang tua, serta kehidupan berbudaya, imigran membuat Taiwan menjadi semakin energik, semakin berwarna, menjadikan masyarakat memiliki keunikan dan kemakmuran tersendiri. Kerjasama antar kementerian dan lembaga yang dilakukan oleh pemerintah akhir-akhir ini membuahkan hasil, berbagai pekerjaan yang telah terselesaikan antara lain menjadikan bahasa imigran baru sebagai bagian dalam kurikulum baru, mempermudah proses pengakuan terhadap pendidikan yang diperoleh di negara asal mereka, serta memperluas program pemberdayaan imigran baru dan putra-putrinya, menjadikan mereka sebagai talenta yang memiliki keunggulan kompetitif di dunia internasional dan berguna bagi negara di masa depan dan dalam kurun waktu yang panjang, dan akan terus berusaha sekuat tenaga untuk mencanangkan fasilitas perawatan imigran baru, tanpa memandang berasal dari mana, datang terlebih dahulu atau kemudian, mereka yang datang ke Taiwan bisa ‘penduduk baru dan lama saling berbagi kemakmuran’, saling bergandengan tangan membangun rumah yang bahagia di bumi Formosa.

Walikota Tainan Huang Wei-zhe juga menjelaskan, entah itu imigran (penduduk) baru, penduduk lama, ataupun orang Taiwan baru, orang Taiwan lama, semuanya adalah satu keluarga, para imigran baru dari berbagai negara telah membentuk Taiwan menjadi sebuah masyarakat migran, aneka corak dari masyarakat migran telah memperkaya budaya kuliner di bumi Taiwan, kehidupan para penduduk juga menjadi lebih produktif, setiap imigran baru selalu membawa kisah tersendiri dibalik kedatangannya ke Taiwan, entah karena perkawinan, pekerjaan, ataupun pendidikan, semuanya tinggal di kota ini, saya berharap melalui kegiatan perayaan hari migran kali ini, banyak imigran baru yang bisa merasakan kehangatan yang diberikan oleh kota Tainan, juga bisa memandang Tainan sebagai kampung halaman kedua, saya ucapkan selamat datang pada para imigran baru untuk bergabung sebagai keluarga besar kota Tainan.

top