按 Enter 到主內容區
:::

回培力新住民資訊網首頁

Partisipasi Publik
:::

Berani menghadapi kondisi genting – seorang ibu berasal dari Vietnam yang bernama Chen Qiu-liu memperoleh penghargaan sebagai ibu teladan

  • 回上一頁
  • 友善列印
字型大小:
  • 地點:Taiwan
  • 發布日期:
  • 單位:中央社
  • 更新日期:2019/10/29
  • 點閱次數:251
Berani menghadapi kondisi genting – seorang ibu berasal dari Vietnam yang bernama Chen Qiu-liu memperoleh penghargaan sebagai ibu teladan

Pemerintah kabupaten Pingtung akan memberikan penghargaan ibu teladan tahun ini pada tanggal 5, terdapat sebanyak 52 orang ibu yang akan menerima penghargaan tersebut, di antara ibu-ibu yang hebat itu, terdapat seorang ibu yang bernama Chen Qiu-liu yang berasal dari Vietnam, menikah dan datang ke Taiwan selama 18 tahun, memiliki seorang putra penderita autis, suaminya sakit-sakitan, namun dia selalu tegar menghadapi kehidupannya.

Pada perayaan festival lampion tahun ini, ada satu lampion yang paling terkenal adalah lampion yang dikerjakan oleh penduduk baru dengan judul “Dewi Laut”, “dewi” tersebut tengah memandang ke laut, menggunakan tangan memangku dagu, membuat begitu banyak ibu-ibu penduduk baru meneteskan air mata, ibu-ibu penduduk baru yang menikah ke tempat asing ini harus menghadapi berbagai macam kesulitan kehidupan, membutuhkan dukungan dan kemauan yang jauh lebih besar daripada orang lain, Asosiasi Pengembangan Hak-Hak Wanita Kabupaten Pingtung merekomendasikan Chen Qiu-liu yang optimis dan berani itu untuk bisa menerima penghargaan sebagai ibu teladan tahun ini.

Chen Qiu-liu berasal dari Vietnam, menikah dan tinggal di Taiwan selama 18 tahun, bersama suaminya mendidik dan merawat tiga orang putra dan putri, putra sulungnya merupakan seorang anak penderita autis parah, tidak memiliki kemampuan berbahasa sama sekali, namun sejak kelahiran putranya, dia sangat aktif memenuhi kebutuhan perawatan pada setiap periode perkembangan anaknya, bila ada hal yang tidak dimengerti, dia akan selalu bertanya dan mempelajarinya.

Pernah suatu waktu, kondisi mental si anak tidak stabil, berteriak dan menjerit-jerit di dalam rumah, karena takut akan membangunkan setiap orang di dalam rumah yang sedang tidur, Chen Qiu-liu pun mengendarai sepeda motor dan membawa putranya berkeliling di jalanan sepanjang malam, bila kecapekan, mereka beristirahat sejenak di dalam gerai convenience store hingga matahari mulai terbit, pulang ke rumah sembari membawa sarapan, membantu suami yang akan berangkat kerja dan anak-anaknya yang lain untuk berangkat ke sekolah.
Hingga kelas 5 SD, anaknya tiba-tiba memukul kepala dan wajahnya sendiri, bahkan hingga terluka, Chen Qiu-liu membawa putranya ke Kaoshiung untuk mendapatkan pengobatan, dengan adanya bantuan dari lembaga kesejahteraan umum, dia mampu mengatasi masalah biaya dan transportasi, tidak menyerah demi pengobatan anaknya.

Ekonomi keluarga mereka ditopang oleh gaji suami yang bekerja di pabrik pakan dan gajinya sendiri dari bekerja paruh waktu, tak dinyana, suaminya menderita saraf terjepit pada tulang belakang akibat pengaruh mengangkat beban berat dalam jangka waktu yang panjang, hampir saja mengakibatkan kelumpuhan, membuat beban perawatan keluarga yang ada di pundak Chen Qiu-liu menjadi semakin berat.

Meskipun harus memikul beban berat dalam keluarga, akan tetapi Chen Qiu-liu masih tetap bisa meluangkan waktu untuk berwisata dengan keluarga, menghadapi nasib hidup dengan optimis, tidak pernah sedikitpun mengeluh ataupun menyerah atas masalah keluarga dan perawatan yang tidak mudah atas penyakit putranya.

Chen Qiu-liu mengatakan, meski terkadang ada kalanya dia juga merasa kelelahan, namun tidak akan pernah terbesit sekalipun di benaknya untuk menyerah terhadap kondisi anaknya.

top