Tekan Enter untuk menuju ke area konten utama
:::

situs informasi pengembangan pemberdayaan imigran baru

Kursus Bimbingan Kehidupan
:::

Menjaga Keselamatan Berjalan Imigran Baru! Stasiun Pengawasan Qishan Kaohsiung Membimbing Ujian SIM Sepeda Motor

Pengaturan Tingkat Tulisan:
  • Tempat:南部
  • Tanggal Rilis:
  • Tanggal Revisi:2020/08/06
  • Jumlah Pembacaan:737

Dalam rangka memberikan sarana layanan dukungan bagi imigran baru, Kementerian Dalam Negeri mengadakan rapat untuk membahas masalah “Penelitian Terhadap Distribusi Sarana Bimbingan dan Dukungan Bagi Pasangan Asing dan Pasangan Tiongkok”, rapat memutuskan untuk melaksanakan penelitian kondisi kehidupan imigran baru secara menyeluruh. Penelitian dilaksanakan pertama kali sejak tahun 2003, kemudian penyelenggaraannya dilakukan setiap lima tahun sekali, penelitian kali ini merupakan penelitian keempat kalinya yang dilaksanakan untuk meneliti kondisi kehidupan imigran baru di Taiwan. Sejak tahun 2003 hingga sekarang, berbagai sarana layanan dukungan bagi imigran baru juga telah diperbarui beberapa kali, seiring dengan perubahan waktu terdapat pergeseran dan juga perubahan atas kehidupan dan pekerjaan para imigran baru di Taiwan, dari sudut pandang pengelolaan dan pengawasan juga menjadi semakin longgar, iklim masyarakat secara menyeluruh dan mutu pernikahan lintas negara juga semakin membaik, dari penelitian yang dilakukan berulang ini terlihat adanya perubahan yang terjadi dalam diri imigran baru.Ruang lingkup penelitian kali ini adalah kabupaten (kota), kota munisipalitas di wilayah Taiwan Minnan, penelitian dimulai sejak 21 Agustus 2018 dan berakhir hingga 20 Desember 2018, selain itu penambahan jumlah sampel juga dilakukan pada tanggal 13 Mei 2019 hingga 30 Juni 2019, sasaran penelitian terhitung hingga 31 Desember 2017 adalah pasangan asing yang memiliki surat izin tinggal (ARC), surat izin menetap jangka panjang (APRC), pasangan asing yang telah melalui proses naturalisasi dan memperoleh kewarganegaraan Taiwan, serta pasangan asal Tiongkok, Hongkong, Makau yang tinggal dan menetap atau telah memiliki pendaftaran kependudukan di Taiwan, namun tidak termasuk imigran baru yang telah keluar dari Taiwan selama lebih dari 2 tahun, secara keseluruhan terdapat 18.260 sampel data efektif imigran baru yang dirampungkan. Melalui penelitian pada tahun berjalan, kita dapat memahami kondisi imigran baru dalam beradaptasi terhadap kehidupan di Taiwan, berinteraksi dengan keluarga, kondisi pekerjaan, dan kondisi pengasuhan anak, serta menelusuri kebutuhan mereka terhadap kemampuan beradaptasi, di mana data tersebut akan dipergunakan dalam menentukan kebijakan pemerintah, digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga terkait saat mencanangkan layanan di kemudian hari, serta mengakomodasi masyarakat Taiwan menuju ke lingkungan berkualitas di mana berbagai ragam budaya saling membaur, bersikap adil terhadap perkawinan lintas batas demi mendukung tercapainya kesejahteraan antar kelompok masyarakat. Selanjutnya adalah hasil utama dari penelitian ini yang merupakan sebuah rangkuman singkat.I. Gambaran Tentang Kelompok Imigran Baru

Hasil analisa statistik sampel data efektif atas penelitian yang dilakukan terhadap 18.260 jiwa imigran baru adalah sebagai berikut:(1) Data Pribadi Responden

Sebagian besar imigran baru yang berada di Taiwan berjenis kelamin perempuan (92,5%), berusia antara 35 – 54 tahun (70,1%), pendidikan terakhir sebelum kedatangan ke Taiwan kebanyakan adalah sekolah menengah pertama (30,3%) dan sekolah menengah umum / kejuruan (34,3%), sebanyak 10% imigran baru memperoleh gelar pendidikan di Taiwan setelah tinggal di negara ini, sejumlah 96,3% kesehatan mereka dalam kondisi baik. Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, ditemukan bahwa sebagian besar imigran baru di Taiwan adalah wanita, ada kenaikan jumlah imigran baru pria pada penelitian kali ini. Terdapat kecenderungan menurun pada kelompok usia muda 15 – 24 tahun, struktur utamanya ada pada wanita usia subur 35 – 54 tahun.(2) Kondisi perkawinan dan kehidupan di Taiwan

Terdapat 64,6% imigran baru telah tinggal dan menetap di Taiwan selama genap dan lebih dari 10 tahun, rasio rata-rata terbesar adalah pasangan asing yang berasal dari negara-negara Asia Tenggara (66,7%) dan dari Tiongkok (66,1%), pasangan asing dari negara lainnya yang tinggal dan menetap di Taiwan selama genap atau kurang dari 5 tahun mencapai angka 25,4%. Sebanyak 90,1% imigran baru masih berada dalam lembaga perkawinan. 34,1% perkawinan lintas negara terjadi dikarenakan adanya perkenalan oleh sanak keluarga atau teman di negara asal, berikutnya perkenalan karena hubungan kerja mencapai angka 21,5%. Pasangan asing yang berasal dari negara Asean dan Tiongkok yang diperkenalkan oleh sanak keluarga atau teman dari negara asal memiliki rasio yang lebih tinggi, secara berurutan mencapai angka 32,2% dan 39,5%, selain itu, rasio penggunaan layanan perantara perjodohan oleh pasangan dari Asean (29,2%) juga lebih tinggi dibandingkan dengan pasangan dari negara lainnya, pasangan asing dari negara-negara lain dan Hongkong Makau biasanya mengenal pasangannya melalui hubungan kerja, mencapai angka 37,4% dan 27,4%.

Dengan mengamati dan membandingkannya dengan penelitian periode sebelumnya, mereka yang telah tinggal di Taiwan selama lebih dari 10 tahun telah meningkat menjadi 64,6% dibandingkan dengan penelitian pada tahun 2013 yang berada pada angka 44,4%, di antaranya terdapat sebanyak 12,6% imigran baru telah tinggal di Taiwan selama lebih dari 20 tahun, perjalanan kehidupannya yang mencakup adaptasi kehidupan dan pengasuhan anak hingga dewasa, kini mulai beralih ke hal-hal seperti menghadapi kepergian pasangan dan anggota keluarga, dari diskusi yang dilakukan dalam seminar juga dapat ditemukan pokok permasalahan baru dalam perjalanan kehidupan para imigran baru mengenai hak-hak pewarisan dan pembagian warisan keluarga, serta sebagian imigran baru juga menghadapi permasalahan mengenai perawatan anggota keluarga yang beranjak tua.II. Tinjauan Kehidupan di Taiwan

Surat Izin Mengemudi (SIM) merupakan dokumen penting bagi imigran baru yang hidup dan tinggal di Taiwan, sebanyak 59 per 100 orang memiliki SIM kendaraan roda dua; sebanyak 38 per 100 orang memiliki SIM kendaraan roda empat, selain itu rasio pasangan asing Tiongkok yang memiliki sertifikasi keahlian juga lebih tinggi (9 per 100 orang). Bila dibandingkan dengan tahun terdahulu, terlihat jelas dampak yang dihasilkan dari sarana layanan dan dukungan dalam kelas bimbingan dan keikutsertaan ujian mengemudi, serta sarana ujian mengemudi dalam beragam bahasa. Dari rekam data terdahulu, rasio kepemilikan SIM juga mengalami peningkatan, baik SIM sepeda motor maupun mobil, terdapat peningkatan rata-rata sekitar 10 per 100 orang pada setiap penelitian dari tiga penelitian terakhir ini.

Mengenai asuransi imigran baru di Taiwan, kebanyakan dari mereka turut bergabung dalam asuransi kesehatan nasional (Askes), sebanyak 97 per 100 orang; yang tergabung dalam asuransi ketenagakerjaan (Astek) mencapai angka 52 per 100 orang, secara keseluruhan tingkat penetrasi asuransi juga meningkat, di tahun 2008 tingkat penetrasi asuransi sebesar 16%, di tahun 2018 menjadi 30%, terjadi peningkatan sebesar 52%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan jaminan ketenagakerjaan bagi imigran baru.III. Kondisi Pekerjaan

(1) Kondisi Keterlibatan dalam Pekerjaan

Di antara 18.260 sampel data efektif yang diperoleh melalui penelitian kali ini, partisipasi imigran baru dalam dunia kerja mencapai angka 70,92%, tingkat pengangguran berkisar 1,22%. Bila dibandingkan dengan partisipasi warga umum dalam dunia kerja dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini yang mencapai angka 58,54% - 58,99%, maka partisipasi imigran baru lebih tinggi dibandingkan dengan warga umum, selain itu masalah pengangguran dalam usia produktif imigran baru juga relatif lebih ringan.(2) Kondisi Pekerjaan

Pekerjaan yang ditekuni oleh imigran baru kebanyakan merupakan jenis usaha industri manufaktur (31,7%), industri makanan dan perhotelan (23,4%), jenis pekerjaan adalah sebagai pramuniaga dan pramujasa (37%), pekerja terampil dan buruh (26,4%). Kebanyakan dari pekerja tersebut direkrut oleh perorangan, sekitar 76,4%, yang bekerja sebagai wiraswasta mencapai angka 15,3%; di sisi penghasilan, mereka menerima gaji bulanan (57,5%), sebagian besar dari mereka memiliki pendapatan sekitar NT$20.000 hingga (belum genap) NT$30.000 (52,1%).

Bila dibandingkan dengan periode sebelumnya, kecenderungan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh imigran baru tampak sama selama empat kali penelitian, sebagian besar menekuni bidang jasa, rasionya telah berada di atas 50%. Rasio di tahun 2018 pun meningkat untuk jenis usaha ‘makanan dan perhotelan’ dan ‘pendidikan’; dalam hal jenis pekerjaan, dari hasil penelitian tahun 2008, terdapat 2 kelompok jenis pekerjaan utama yang ditekuni: ‘tenaga terampil dan buruh’ dan ‘pramujasa dan pramuniaga’, hingga tahun 2013, ditemukan jenis pekerjaan ‘pekerja perakitan dan pengoperasian fasilitas mesin’ telah meningkat dengan pesat, distribusi jenis pekerjaan di tahun 2018 tidak begitu berbeda dengan tahun 2013.

Di sisi penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan, bila dibandingkan dengan tahun terdahulu, pendapatan dengan nilai nominal kurang dari NT$20.000 memiliki rasio sebesar 67,6% di tahun 2008, 50,5% di tahun 2013, dan menurun ke angka 22,3% di tahun 2018. Secara keseluruhan nilai upah imigran baru berangsur meningkat, pada jenjang ini lebih dari separuh responden memiliki penghasilan antara NT$20.000 – belum genap NT$30.000, sementara itu terdapat sekitar 20% imigran baru memiliki pendapatan lebih dari NT$30.000.(3) Tingkat Kepuasan dan Kendala dalam Pekerjaan

Sejumlah 89,9% imigran baru angkatan kerja saat ini merasa puas terhadap pekerjaan mereka, terdapat 10,2% yang merasa tidak puas. Secara garis besar, rasio imigran baru yang bekerja di Taiwan yang mengungkapkan bahwa mereka tidak mengalami kendala mencapai angka 71,7%, bagi yang mengalami kendala, sebagian besar kendala utamanya adalah: upah terlalu rendah (sebanyak 15 per 100 orang), waktu kerja terlalu panjang (sebanyak 7 per 100 orang), kendala berikutnya antara lain: kemampuan mengenal dan menulis bahasa Mandarin yang lemah (sebanyak 5 per 100 orang), tidak bisa menyesuaikan jam kerja dengan kebutuhan keluarga (sebanyak 4 per 100 orang), kemampuan komunikasi berbahasa Mandarin yang lemah (sebanyak 4 per 100 orang), lingkungan kerja yang tidak ramah atau adanya diskriminasi terhadap imigran baru (sebanyak 4 per 100 orang).(4) Layanan Pekerjaan dan Kebutuhan Pelatihan Kerja

Cara-cara utama yang ditempuh oleh imigran baru dalam mencari pekerjaan meliputi ‘rekomendasi dari teman dan saudara Taiwan (termasuk pasangan)’ (sebanyak 40 per 100 orang), ‘rekomendasi dari teman dan saudara senegara yang tinggal di Taiwan’ (sebanyak 23 per 100 orang), ‘usaha pribadi’ (sebanyak 16 per 100 orang), serta ‘surat kabar dan berbagai iklan’ (sebanyak 14 per 100 orang). Kesulitan yang dialami oleh imigran baru dalam mencari pekerjaan mencapai angka 17,7%, rasio pasangan Tiongkok yang mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan lebih tinggi, kendala utamanya adalah ‘diskrimasi kerja’ (sebanyak 30 per 100 orang), ‘tidak direkrut dengan alasan tidak memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Taiwan’ (sebanyak 29 per 100 orang), pasangan asing yang mengalami kendala utama dalam hal komunikasi bahasa, kemampuan mengenal tulisan saat mencari pekerjaan, rata-rata mencapai angka 40 per 100 orang.

Kebutuhan akan layanan kerja bagi imigran baru kebanyakan berupa ‘pelatihan kerja gratis’ (sebanyak 21 per 100 orang), ‘selama periode pelatihan kerja, tersedia subsidi harian pelatihan kerja’ (sebanyak 12 per 100 orang).

(5) Kesediaan Berwirausaha dan Kebutuhan Bantuan

Mengenai kesediaan berwirausaha, terdapat 15,9% imigran baru bersedia membuka usaha sendiri, dari mereka yang bersedia, pasangan asal Tiongkok dan asal negara Asean memiliki harapan utama untuk bekerja di bidang makanan dan perhotelan (sebanyak 56 per 100 orang), bidang jasa lainnya (sebanyak 16 per 100 orang); dari hasil diskusi dapat diamati bahwa usaha kecil merupakan jenis usaha yang ditekuni oleh imigran baru yang berwirausaha di Taiwan, kebanyakan tergolong sebagai usaha pribadi, imigran baru dari Asia Tenggara saat ini lebih banyak memfokuskan diri pada usaha kuliner negara asal, imigran baru asal Tiongkok lebih menekankan diri pada bisnis daring / online dengan modal kecil.

Pemerintah diharapkan dapat menyediakan jenis-jenis bimbingan berwirausaha, yang terbanyak adalah ‘subsidi kredit usaha’ sebanyak 68 per 100 orang, di urutan berikutnya adalah ‘pembelajaran dan pelatihan wirausaha’ sebanyak 62 per 100 orang, serta ‘konsultasi wirausaha’ sebanyak 45 per 100 orang.IV. Kondisi Rumah Tangga dan Pendidikan Anak

(1) Gambaran mengenai populasi pasangan berkewarganegaraan Taiwan (WN Taiwan)

Tingkat pendidikan yang paling banyak ditemukan di antara pasangan berkewarganegaraan Taiwan (warga lokal) adalah pendidikan menengah pertama / SMP dan menengah umum / SMU (capaian pendidikan menengah umum / kejuruan adalah sebesar 40,2%), sebanyak 76,9% baru pertama kali menikah, terdapat lebih dari 20% pernikahan pasangan asing negara Asean dan Tiongkok merupakan pernikahan yang kedua kalinya dengan pasangan WN Taiwan (warga lokal), masing-masing mencapai angka 20,7% dan 26,1%.

Sejumlah 82,8% responden yang merupakan pasangan dari WN Taiwan memiliki pekerjaan, dan sebagian besar adalah pekerjaan berupah. Bidang pekerjaan yang utama adalah manufaktur (31,2%), proyek konstruksi (13,5%), grosir dan ritel (11,6%), jenis pekerjaan yang ditekuni antara lain pramujasa dan pramuniaga (20,5%), pekerja perakitan dan pengoperasian mesin (17,3%). Urutan pertama untuk penghasilan rata-rata per bulan adalah ‘NT$30.000-NT$40.000’ (26,8%), proporsi terbanyak adalah ‘NT$20.000-NT$30.000’ (20,1%), secara umum penghasilan rata-rata berkisar pada nominal NT$38.654.

(2) Latar Belakang Sosial Rumah Tangga

Struktur rumah tangga imigran baru pada dasarnya terdiri dari keluarga inti (54,5%), di urutan kedua adalah keluarga besar / gabungan (34,3%), bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, struktur rumah tangga tidak begitu berbeda, memiliki kecendurungan berkembang ke arah keluarga inti. Urutan pertama untuk penghasilan rata-rata per bulan setiap rumah tangga adalah ‘NT$50.000- tidak genap NT$60.000’ (15,3%), di urutan kedua adalah ‘NT$40.000 – tidak genap NT$50.000’ (12,8%). Secara keseluruhan, pendapatan rata-rata rumah tangga per bulan adalah sebesar NT$52.574, bila dibandingkan dengan pendapatan rata-rata per bulan dari rumah tangga biasa yang bernilai NT$109.204, maka tingkat ekonomi rumah tangga imigran baru terlihat lebih rendah; rasio pendapatan rata-rata per bulan keluarga imigran baru di tahun 2008 yang belum mencapai nominal NT$40.000 adalah sebesar 55,9%, di tahun 2013 sebesar 49,8%, dan di tahun 2018 menurun menjadi 34,1%. Rasio pendapatan rata-rata per bulan keluarga yang berkisar NT$50.000 – NT$100.000 cenderung meningkat bila dibandingkan dengan penelitian tahun 2008, pendapatan rata-rata per bulan juga meningkat sebanyak NT$6.401 dibandingkan penelitan tahun 2013.(3) Kondisi pendidikan dan pengasuhan anak

Rasio anak-anak yang dilahirkan dari hasil perkawinan dengan imigran baru kali ini menduduki 76,3%, kebanyakan memiliki 2 orang anak (36,9%), jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh imigran baru adalah 1,3 orang. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan survei langsung di lapangan terhadap imigran baru, sebanyak 23.567 data anak-anak imigran baru yang terkumpul, data penelitian menunjukkan sebanyak 54,5% anak-anak imigran baru kini berada di jenajng pendidikan usia dini (TK) dan sekolah dasar (SD), sebanyak 98,2% menetap di Taiwan dalam kurun waktu yang panjang. Bila dibandingkan dengan penelitan terdahulu, tiga kali survei terhadap imigran baru, terdapat kecenderungan menurun pada rasio responden yang tidak memiliki anak, pada tahun 2003 berada di angka 41%, kemudian pada tahun 2018 menempati angka 23,7%. Rasio memiliki anak lebih dari 2 orang juga semakin meningkat, jumlah anak rata-rata menunjukkan adanya peningkatan.

Dilihat dari data statistik penelitian, terdapat 73,4% imigran baru menyetujui anak-anak mereka belajar bahasa ibu di sekolah, telah ada 26,7% anak-anak imigran baru yang genap berusia 16 tahun ke atas, kini bersiap-siap atau telah memasuki dunia kerja. Perihal harapan terhadap masa depan anak-anak, sebanyak 53,2% imigran baru menyatakan sangat mendukung anak-anak mereka bekerja di negara asal mereka, sebanyak 46,8% tidak mendukung, selain itu, semakin tinggi tingkat pendidikan mereka, semakin pendek waktu mereka tinggal di Taiwan, tingkat dukungan imigran baru justru semakin tinggi.V. Kondisi Adaptasi Terhadap Kehidupan

(1) Kemampuan Berbahasa Mandarin

Kemampuan mendengar dan berbicara bahasa Mandarin imigran baru rata-rata di atas kemampuan membaca dan menulis. Pasangan asing yang berasal dari Asia Tenggara mengalami kesulitan dalam beradaptasi menggunakan bahasa tersebut untuk berkomunikasi, seiring bertambahnya usia dan lamanya waktu tinggal di Taiwan, kemampuan mendengar dan berbicara mereka menjadi meningkat dan kesenjangannya mengecil. Di sisi kemampuan mendengar dan membaca, kemampuan mendengar lebih baik daripada membaca. Bahasa utama yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari tetaplah bahasa Mandarin (digunakan oleh 97 per 100 orang), di urutan kedua adalah bahasa Minnan (Taiyu), bahasa ibu negara asal (digunakan oleh 19 per 100 orang), di masa mendatang saat menyediakan layanan dan informasi bagi imigran baru melalui berbagai media, misalnya kiat-kiat melalui internet, peraturan hukum dan penjelasan mengenai perpajakan, dampaknya akan sangat bagus bila disampaikan melalui bahasa, rekaman suara, dan video jika dibandingkan dengan penyampaian melalui tulisan maupun penjelasan tertulis.(2) Kendala Kehidupan di Taiwan

Penelitian ini diadakan untuk melakukan survei terhadap kendala dalam kehidupan sehari-hari di Taiwan yang dihadapi oleh imigran baru, kendala dalam kehidupan sehari-hari yang dianggap penting yaitu kendala yang berkaitan dan mungkin timbul karena tertimpa sesuatu saat bertahan hidup, termasuk kehidupan pribadi, hak-hak pribadi, keluarga, hubungan antar sesama, dan interaksi dengan lingkungan. Dari hasil penelitian ditemukan, alasan utama timbulnya kendala bagi mereka yang mengalami kesulitan yaitu ‘masalah ekonomi’ dialami oleh 16 per 100 orang, ‘hak-hak terkait kehidupan di Taiwan’ dialami oleh 8 per 100 orang, serta ‘masalah pekerjaan pribadi’ dialami oleh 5 per 100 orang.(3) Kondisi Interaksi dengan Anggota Keluarga

Sebanyak 95,1% interaksi antara imigran baru dan keluarga tidak mengalami kendala, subjek utama penyebab kendala adalah pasangan suami/istri (2,7%), orang tua dari pasangan (2,1%), anak-anak (1,0%). Melalui penelitian yang telah dilakukan tiga kali terlihat bahwa rasio dari orang tua pasangan berangsur menurun, hal ini terjadi mungkin dikarenakan adanya pergeseran model keluarga imigran baru menjadi keluarga inti. Seiring anak-anak mulai masuk ke dalam dunia pendidikan dan terjun ke dalam masyarakat, komunikasi dan interaksi antara imigran baru dan anak-anaknya yang berawal dari masalah pelajaran dan pembelajaran, serta pengasuhan dan perilaku kini beralih ke masalah pekerjaan, perlu diperhatikan perkembangannya di masa depan.(4) Jaringan dukungan masyarakat terhadap kondisi kehidupan sehari-hari, hak-hak pribadi, keselamatan pribadi

Struktur penelitian menunjukkan bahwa di saat menghadapi kendala yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, hak-hak dan keselamatan pribadi, pasangan mereka (rasio tingkat prioritas 76,4), ‘kenalan rekan-rekan senegara ataupun Taiwan serta sanak saudara (rasio tingkat prioritas adalah 20,5 dan 18,9 secara berurutan) merupakan pendukung utama. Lembaga pemerintahan seperti kepolisian, pemerintah kota / kabupaten, RT/RW, pusat pencegahan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), sambungan khusus perlindungan 113, pusat layanan keluarga imigran baru memiliki tingkat prioritas tertentu, di sisi lain seiring dengan semakin bertambah panjangnya waktu para imigran baru tinggal di Taiwan, tingkat ketergantungan mereka terhadap pasangan suami / istri maupun mertua juga semakin rendah.(5) Upaya Memperoleh Informasi

Dari segi upaya memperoleh informasi mengenai layanan dukungan yang disediakan oleh pemerintah bagi imigran baru, ‘lembaga pemerintah’ dan ‘penyebaran informasi oleh rekan senegara maupun oleh imigran baru yang berbeda kewarganegaraan’ (sebanyak 17 per 100 orang) adalah cara utama imigran baru memperoleh informasi terkait, yang berikutnya adalah ‘pemberitahuan dari sanak saudara, teman, dan rekan kerja berkewarganegaraan Taiwan’ (sebanyak 15 per 100 orang). Di antara mereka yang mengetahui sarana layanan dukungan tersebut, media perolehan informasi yang paling banyak digunakan adalah ‘pemberitahuan dari keluarga dan teman, rekomendasi individual’ (sebanyak 55 per 100 orang), yang berikutnya adalah ‘pengenalan melalui sosial media imigran baru (Line, Facebook)’ (sebanyak 23 per 100 orang), ‘penelusuran melalui internet (bukan laman resmi)’ (sebanyak 22 per 100 orang), serta ‘brosur dan pengumuman oleh instansi terkait’ (sebanyak 18 per 100 orang).VI. Kondisi kebutuhan akan beragam layanan dukungan

(1) Kondisi partisipasi atas sarana layanan dan dukungan

Dari segi keterlibatan imigran baru dalam sarana layanan dan dukungan, mereka yang pernah berpartisipasi dalam fasilitas layanan dukungan yang disediakan oleh pemerintah, diantaranya yang terbanyak adalah memanfaatkan sarana ‘ujian mengemudi kendaraan roda dua dan roda empat’ (sebanyak 39 per 100 orang), berikutnya adalah ‘pendidikan kesetaraan di SD dan SMP’ (sebanyak 10 per 100 orang), ‘kelas pembelajaran pendidikan dasar bagi orang dewasa, kelas pengenalan huruf’ (sebanyak 9 per 100 orang).

Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa terdapat sebanyak 45,8% imigran baru sama sekali belum pernah berpartisipasi dalam layanan dukungan apapun, alasan yang melatarbelakanginya yang terutama adalah ‘harus bekerja’, ‘harus merawat keluarga dan anak-anak’ (rasio tingkat kepentingan lebih besar dari 16), yang berikutnya adalah ‘tidak berminat’ (rasio tingkat kepentingan 9,2), ‘membenahi urusan rumah tangga’ (rasio tingkat kepentingan 9,0).(2) Kebutuhan akan pembelajaran tentang kehidupan

Kebutuhan akan pembelajaran tentang kehidupan dengan tingkat tertinggi antara lain meliputi ‘pelatihan bahasa, pendidikan pengenalan aksara (sebanyak 13 per 100 orang)’, ‘ketrampilan perawatan dan pengobatan medis (hal-hal terkait ketrampilan dan pengetahuan perawatan dasar terhadap pasien) (sebanyak 7 per 100 orang)’, ‘pendidikan pengasuhan anak, pengetahuan umum pengasuhan bayi (sebanyak 5 per 100 orang).(3) Kebutuhan akan sarana layanan kesehatan dan pengobatan medis

Prioritas tertinggi dalam hal kebutuhan akan sarana layanan kesehatan dan pengobatan medis adalah ‘tersedianya subsidi pengobatan medis’ (14,7), di urutan kedua adalah ‘bantuan untuk bisa tergabung dalam asuransi kesehatan nasional’ (5,4), ‘tersedianya pemeriksaan kesehatan bayi dan anak’ (4,7), dan ‘tersedianya pengetahuan tentang penyakit menular’ (4,6).(4) Kebutuhan akan sarana layanan dukungan kehidupan

Taiwan pada tahun 2020 merupakan masyarakat yang beragam, dalam kelompok multi etnis, imigran baru relatif lebih lemah, demi secara aktif membantu menyelesaikan kebutuhan “berjalan” dalam kehidupan sehari-hari, meningkatkan kenyamanan kehidupan, supaya mereka memahami peraturan lalu lintas dan pengetahuan umum tentang keselamatan berkendara yang berkaitan, Stasiun Pengawasan Qishan mengadakan jalur peduli imigran baru ujian SIM sepeda motor.Kepala Stasiun Pengawasan Qishan Kaohsiung, Yang Cai Hui menyatakan, imigran baru karena tidak fasih dengan bahasa di Taiwan, memperoleh SIM terdapat kesulitan. Berkendara tanpa SIM menurut peraturan, harus dihukum denda sebesar NT$ 6.000 hingga NT$ 12.000, terjadi kecelakaan ditabrak masih harus dihukum, relatif merugikan. Demi membantu imigran baru memperoleh SIM, maka secara khusus mengadakan “Kelas Bimbingan Ujian SIM Sepeda Motor Imigran Baru”, mengajar konsep berkendara sepeda motor yang aman, peraturan keselamatan lalu lintas dan bagaimana mengoperasikan komputer untuk menjawab pertanyaan, pada bersamaan membantu imigran baru mendownload “Aplikasi Bank Soal Ujian SIM Sepeda Motor”, bagi yang tidak begitu mengerti Bahasa Mandarin, masih boleh memilih bank soal bahasa negara asal untuk berlatih, supaya imigran baru bisa berlatih dan mensimulasikan ujian berulang kali tanpa batasan waktu dan tempat. Bagi teman imigran baru yang membutuhkan silakan mendaftarkan secara antusias, hotline pendaftaran 07-6613711 ekstensi 201 Kepala Divisi Jian untuk menanyakan.Nona Chen, imigran baru berwarga negara Vietnam berkata; dia sendiri pernah ujian 2 kali SIM sepeda motor, karena tidak mengenal tulisan, tidak mengerti pertanyaan ujian tertulis, maka tidak percaya diri dan juga takut tidak bisa melewati ujian, awalnya ingin menyerah, tidak ingin ujian lagi, untung saja ada bimbingan dan dorongan Stasiun Pengawasan Qishan, sangat senang akhirnya memperoleh SIM dengan lancar.

top